UNTUKMU YANG TAK BISA KU GENGGAM
BASA BASI
Pertama kuingin berterima kasih kepada TUHAN Yang Maha Esa yang selalu memberiku kesempatan untuk tetap berjuang dalam skenario-Nya, meski bukan pemeran utama dalam sebuah opera, akan kutuntaskan apapun perannya. Dan juga kuingin berterima kasih kepada diriku yang cukup tangguh menghadapi segala permasalahan, dipaksa untuk BIJAKSANA disegala keadaan dan persoalan.
Selanjutnya, kuingin bercerita tentang seseorang yang amat kucintai dan kukagumi namun tak bisa kumiliki. Seperti air yang berada di atas kedua telapak tangan ini, kuhanya bisa menjaganya agar air tak tumpah,tapi jika ku genggam, air itu akan tumpah dan hilang.
Cerita ini berawal saat aku kuliah di salah satu Universitas swasta yang ada di Bandung. Semua berjalan biasa saja, tidak ada yang spesial. Oh iya, aku adalah mahasiswa reguler B dimana perkuliahan dimulai dari sore hari hingga malam, karena selain sebagai mahasiswa, aku adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di pagi hari dan belajar di sore hingga malam hari hehe...
MEPELING
Masa Pengenalan Lingkungan Kampus, akhirnya kumerasakan lagi serunya seperti masa masa orientasi siswa SMA dulu dimana aku diminta untuk membawa berbagai barang dan makanan yang nama nya aneh aneh. Oh iya, setelah lulus SMA aku tidak langsung kuliah, tapi aku bekerja selama 4 tahun untuk bisa melanjutkan pendidikan, atas dasar itu mepeling ini mengingatkanku pada masa orientasi SMA dulu.
Pagi buta kuharus berangkat menuju kampus, bersama embun pagi dan udara segar yang tercipta kupacu laju motorku berharap tidak terlambat. Jika terlambat, hukuman siap diberikan. Syukurlah kutidak terlambat.
Celana katun hitam dan kemeja putih dengan kepala pelontos, yang sebetulnya tidak perlu di pelontos karena kelas reguler B mendapat keistimewaan untuk itu. Menuju pintu gerbang kampus dengan baris berbaris dan dibagi kelompok.
Sepertinya usiaku yang paling tua di kelompok ku, begitupun dengan katingnya, usia mereka lebih muda. Disituasi ini tidak melihat usia, maba harus memiliki rasa hormat pada kating. It's okey bagiku, kunikmati segala rangkaian acara, ku taati semua rules yang berlaku.
Udah dulu yaa...
Lanjuuutttt...
AWAL
Akhirnya kubisa kembali melanjutkan tulisan ini setelah mendapatkan pesan dari dia yang mengajakku untuk makan tapi ku menolaknya (padahal dia yang traktir) huhu...
Perkuliahan berjalan dengan biasa saja, tidak ada yang spesial, bahkan bisa dibilang hanya kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang). Oh iya posisiku di kelas selama semester 1 dan 2 hanya sebagai mahasiswa biasa, tidak memegang jabatan apapun, entah bagaimana ceritanya pada saat semester 3 aku ditunjuk sebagai ketua kelas hingga semester akhir haha...
Aku tidak ingin bercerita banyak tentang ketua kelas, dimana aku harus dituntut aktif menginformasikan segala sesuatu info tentang perkuliahan, menyelesaikan masalah dengan dosen killer akibat ulah temanku, bahkan menjadi penengah ketika ada yang berkelahi, semua itu sangat, menguras tenaga dan pikiran, tapi aku senang dan sangat menikmatinya.
Namun dengan demikian menjadi ketua kelas adalah salah satu anugerah menurutku, karena itu adalah awal aku bisa mengenalnya. Dia adalah Mahasiswi pindahan dari kampus lain yang pindah ke kampusku pada semester 3, dengan beberapa matkul yang sama yang akhirnya menjadi alasan kita untuk harus bertemu bahkan berkomunikasi.
Waktu berputar begitu cepat, entah bagaimana ceritanya kita menjadi sangat dekat dan akrab. Aku sangat ingat betapa kita sangat dekat hingga bermain bersama, jalan jalan menyusuri kota Bandung, makan mie ramen, beli mixue, hingga nonton bioskop bersama.
Namun seiring berjalannya waktu, entah kenapa perasaan tidak percaya diri ini, dan pertanyaan ini selalu muncul dalam pikiranku "apakah dia mau denganku? Apakah aku pantas untuknya?". Pertanyaan itu diperkuat oleh tiba tiba muncul status pada media sosialnya yang menyatakan bahwa "jangan pikir aku baik itu aku suka sama kamu yah, aku baik bukan cuman sama kamu aja". Entah itu ditujukan untuk siapa, tapi aku merasa pada saat itu akupun sedang dekat dengannya, tapi tidak ada masalah apapun, bahkan untuk mengungkapkan perasaan pun belum kulakukan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk meenepi.
Selama menepi, komunikasiku dengannya mulai berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Sangat munafik jika aku mengatakan semuanya baik baik saja dan tidak ada rasa rindu didalamnya. pada saat itu yang aku tunggu hanya status media sosial miliknya hanya untuk sekedar ingin tahu kabar dan aktifitasnya, bahkan pernah suatu hari dia posting di salah satu akun media sosialnya bersama pria yang aku tidak tau pria itu siapa, entah temannya atau pacarnya dan aku tidak ingin tau soal itu.
WISUDA
Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu olehku dan teman - temanku tiba juga, sebagian dari kami telah Sarjana dan sebagian lagi masih harus berjuang karena tugas Skripsinya yang belum tuntas. Aku sangat bersyukur dengan segala pencapaian yang telah aku capai, bukan aku yang hebat, tapi semua ini berkat Do'a dan support dari kedua orang tuaku. Dan juga tidak lupa ucapan selamat darinya yang ditulis di kertas sticky note bersama sebatang coklat dan buku miliku yang pernah dia pinjam (Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat) pada saat dia merasa down. Tapi aku cukup senang karena dia sudah mau maunya untuk sekedar membeli coklat dan menulis ucapan selamat untukku yang bahkan aku tidak membayangkan hal itu akan terjadi.
Setelah lulus, hari hari berjalan normal seperti biasanya, tidak ada yang spesial selain dari bebanku yang sedikit berkurang dimana sepulang bekerja aku bisa melakukan aktifitas seperti olahraga, berkumpul dengan kawan kawanku hingga istirahat yang cukup.
Dan suatu ketika dia kembali mengirim pesan yang pada intinya kita saling menanyakan kabar satu sama lain. Selain menanyakan kabar, dia juga sedang mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi, entah bagaimana ceritanya akhirnya aku setuju. Padahal aku sudah tidak ingin berpusing pusing lagi dengan hal hal semacam itu, bahkan ada temanku yang meminta bantuanku aku tolak secara halus dengan berbagai alasan untuk menjaga perasaannya.
Comments
Post a Comment